Pergi Untuk Kemudian Kembali


Juli dengan berbagai cerita, kepergian dan melupakan.

Ini tentang merelakan sesuatu yang ingin kudekap erat lebih lama. Tentang malam – malam yang selalu punya cerita tentang dirinya. Waktu begitu punya sekat, menakar detik dalam setiap pertemuan. Tuhan memang menciptakan pertemuan lengkap dengan perpisahan. Tapi tuhan tak pernah tau yang akan dipisahkan siap atau tidak.

Ia seseorang yang pernah mendapat ruang disini, dia yang saat itu menjadi cerita terbaik antara aku dan malamku. Hari ini, ia melepas sekat itu lebih jauh dari biasanya. Perginya nya memang dengan baik, untuk hal yang baik pula. Tapi aku yang tidak baik – baik saja. Meski aku mencoba berbaikan dengan hati, namun tetap dia tak bisa dilabui.

Beberapa kali amigdala ku dibuat bingung, menahan agar tidak perlu menyapa ataupun sekedar memberi ucapan “Hati – hati”. Tetapi nurani memang tidak bisa berbohong. Ingin sekali suara ini berbisik; “jangan pergi” atau menghampirimu yang tengah menunggu waktu keberangkatan. Sambil memeluk lebih lama; pastinya. Tapi itu semua tak bisa kulakukan. Karena sudah ada yang menggantikan posisiku diruang hatimu saat ini.




Untukmu, pria dari kota wisata
Pergilah dengan membawa sejuta harap
Cita bersama jangan lupa kau ikut sertakan
Selepas ini biarkan kesedihanku menyesali
Karena saat melepasmu tak terbesit menziarah lebih dulu
Egoku memang mendominasi
Tapi melupakanmu selalu gagal untuk kulalui
Pergilah untuk kemudian pulang
Pulanglah dengan membawa warna baru
Aku memang bukan rumahmu
Tapi kau boleh singgah kapanpun itu
Baik untuk menyapa atau sekedar bertukar rasa

~ Dariku, yang pernah kau janjikan tanah jogja.



Komentar

Postingan Populer