FIM Sebagai Rumah Yang Teduh

FIM SEBAGAI RUMAH YANG TEDUH




Kamis, 11 Juli 2019 Forum Indonesia Muda melaksanakan kegiatan “Generasi Cakrawala Wilayah” pertama di Labuhan Batu Utara. Entah hal apa yang membawaku kesana. Diatas banyaknya deadline, tugas – tugas yang menumpuk dan Ujian Akhir Semester (UAS). Mungkin “Tanggung jawab” yang sering orang – orang kaitkan. Saat teman – teman yang lain sampai dilokasi acara sebelum kegiatan berlangsung diriku baru berpijak ditanah “Bumi Basimpul Kuat Babontuk Elok” pada Jumat malam. Dikarenkan akademisi menjadi pilihan untuk diutamakan pada saat itu.
 
Amigdala sempat dibawa bingung kala itu, harus pergi atau bergelut saja dengan deadline dan tugas tugas. Ditambah lagi kehabisan tiket kereta api, sehingga harus membiarkan diri ini untuk menjual nasib bersama “Kupj”. Tahu sendiri, diri punya pengalaman buruk naik itu. Mabuk perjalanan juga satu dari ketakutan itu. Ah tapi lagi lagi amigdala kalah dengan nurani, karena nurani bersih keras untuk membujukku menghadiri acara itu.

Sesampainya disana diriku sempat tercengang dengan jumlah peserta yang sangat jauh dari target awal yang sudah kami tentukan. Tapi saat mengeluhkan dan ingin mempermasalahkan hal tersebut, Bang Surya Darma (Koordinator FIM) angkat bicara, “Mereka, 17 orang yang sedang kita berikan pelatihan ini adalah lilin – lilin kecil di desa yang di ibaratkan oleh soekarno. Tidak masalah jika orangnya sedikit, karena dari awal kita sudah berkomitmen berapa pun yang menjadi peserta kita akan tetap lanjutkan perjuangan ini. Karena merekalah yang akan melanjutkan dan menyebarluaskan perjuangan ini, itu kenapa indonesia akan maju bukan karena obor - obor besar yang ada di ibu kota, melainkan lilin – lilin kecil yang tersebar di desa dan sedang kita perjuangan hari ini.”  Cukup indah, memang.

Itulah Generasi Carawala FIM, selalu menjadi tempat kembali atau sebagai pelepas penat. Kalian tahu? FIM tidak pernah mengutuk orang – orang yang kurang aktif didalamnya seperti kami. Mereka (FIM) selalu membuka pintu selebar lebarnya bagi orang – orang yang ingin kembali; seperti layaknya rumah.

Mereka juga tidak pernah pilah memilah dalam hal berbagi, tua muda menurut mereka semuanya punya kesempatan yang sama. Rasanya sudah banyak mencicipi organisasi kepemudaan, tapi mengenai “setia kekeluargaan” FIM adalah satu – satunya bagiku. Beruntunglah aku, kamu dan kita semua yang menjadi satu dari bagian mereka. Untuk kamu yang masih berjuang menjadi bagian dari kami; teruskan perjuangan itu.

Terimakasih FIM, sudah hampir satu tahun dan sejauh ini selalu menularkan energi – energi positif untuk setiap orang dari kami. Semoga mimpi dan cita kita bersama selalu menjadi tujuan baik dalam menyebarluaskan kebaikan – kebaikan itu.

Pemuda Indonesia, Aku Untuk Bangsaku.
 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer