Adara Part 2

Masih tentang Adara, gadis periang diceritaku sebelumnya.




            Hari ini kami bertemu lagi, rasanya sudah lama sekali waktu tidak mempertemukan kami. Padahal jarak kosku dengan rumahnya hanya antara buku - buku yang dibacanya dengan tumpukan – tumpukan deadline tulisan yang aku kerjakan. 

“Beli buku baru lagi nih?” tanyaku memulai percakapan

“Enggak, dapat dari temen”

“Siapa?”

“Kepo!” jawabnya cetus.

Ya, begitula Adara cuek tapi selalu punya cara yang tidak biasa untuk memberikan perhatian. Contohnya saja seperti beberapa waktu yang lalu, aku jatuh dari sepeda motor. Ia orang pertama yang aku kabari, mungkin hanya kebetulan. Kebetulan saat kami sedang chattingan maksudku. Saat itu, ia memberikanku bantuan tukang urut. Tiba - tiba saja tukang urut itu sudah berada didepan kos. “Cari siapa ya?” tanyaku. “Cari mbak lah, kan habis jatuh katanya”. Ah, dari jawaban ibu itu saja aku sudah tahu siapa yang membawanya sampai disini. Kecil tapi istimewa bagiku, diam tapi berkesan untukku. Dia memang selalu mengetahui apa yang aku butuhkan, meski aku tidak bercerita dan meminta. “Terimakasih Adara” ucapku kala itu.

Hari ini kami bertemu, untuk sekedar melepas penat. Tapi tetap terhalang dengan kerjaan masing – masing. Sekarang, aku melanjutkan kehidupanku dengan menulis blog. Meski belum cukup lama, penghasilan dari blog cukup untuk menghidupiku seorang diri. Adara juga sudah punya kesibukan, saat ini Ia sedang mempersiapkan launching buku ke 3 nya. Saat masa dimana Ia mempersiapkan bukunya, sibuk berkelana entah kemana - mana. Karena katanya dalam buku ke 3 nya ini, Ia susah untuk fokus. Setiap ingin masuk kecerita baru Ia harus mencari suasana baru pula. Agar memancing ide – ide ceritanya. Itulah mengapa kami bertemu hari ini.

“Launching buku kali ini, spesial banget ya?”

*Adara mengangguk*

“Seandainya pertanyaanku tadi ada ditulisan yang sedang kau ketik itu, aku lebih baik membacanya ketimbang melihat anggukan mu itu” jawabku menyindirnya

“Buku ini tentang diriku, tentang aku yang mencoba keluar dari zona ketakutan” “ini juga tentang dia, dia yang kutemukan disaat aku susah untuk mempercayai siapa – siapa, disaat aku mulai terbiasa melakukan semuanya dengan kesendirian ia datang sebagai pelengkap dari genggaman jeritan tuhan. Tentram rasanya. Mungkin itu yang menjadi alasan kenapa aku ingin sekali memberikan yang terbaik dibuku kali ini” jelasnya lirih.

“kau, ini benar kau Adara? Temanku yang tidak romantis itu? Kau? tiba tiba lancar bercerita? Apa kau fikir aku ini dinding – dinding kamarmu? Hei, sadar. Aku ini Salma. Teman nyatamu, bukan imajinasi, hei..” Tanyaku sembari memegang pipinya.

“Apasih ma, lebay” jawabnya menepis tanganku

“Oke oke, aku minta maaf memksamu menjawab pertanyaanku. Aku telalu anarkis untuk memaksamu menjawab pertanyaanku. Mari kita mulai berdiam – diam kembali. Aku tak akan mengganggumu”
*hening, tak ada jawaban* yang ada hanya lirikan sinis Adara, pertanda dia membenci ucapanku berusan.

#Bersambung



Komentar

  1. Link Adara part 1 donk..
    ini bukan fiksi kan?

    BalasHapus
  2. Ceritanya menarik, nungguin lanjutannya :) , oiya sekedar saran utk cerita sebelumnya sertakan link internalnya saja di post ini kak biar bisa tau ceritanya

    BalasHapus
  3. Link adara part 1 dong kaka,,,, :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer