Ramadhan Yang Berbeda?

RAMADHAN YANG BERBEDA?

Secara spesifik, masih sama ; tidak ada yang berbeda. Aku dengan 4 anggota keluarga lain masih dalam formasi lengkap dimeja makan yang kunamai "meja pelepas penat". Layaknya seperti ditahun - tahun sebelumnya, kami masih sahur dipukul 03.00 pagi karena jika terlambat sedikit formasi yang kukatakan lengkap diatas akan berkurang. Ayahku, seorang nazir masjid. Pukul 04.00 tiba ia harus sudah berada dimasjid, bukan hanya sekedar menghidupkan tape masjid tapi juga membersihkan masjid untuk sekedar memastikan masjid bersih sebelum subuh berjamaah tiba.  Untuk itu kami selalu sahur lebih cepat dari orang - orang pada umumnya, mungkin pada jam itu orang - orang masih mempersiapkan makanan. Tidak dengan ibuku, sedari pukul 02.00 sudah harus bangun dan mempersiapkan makanan sahur kami.

Saat kami masih santai melahap makanan ayah sudah bergegas dan bersiap berangkat. Dibukakan pintu oleh ibu, dan tinggal lah kami berempat. Sebelum pergi ayah juga tidak lupa mempersiapkan uang jajan dan keperluan lainnya yang diperlukan sebelum ia kembali kerumah. Karena ayah kembali kerumah pukul 09.00 pagi. Untuk itu, mau tidak mau adikku yang masih SD ataupun aku yang ingin berangkat kuliah pagi harus terlewatkan berpamitan dengan ayah. Tapi terkadang, jika aku memintanya untuk mengantarkanku mencari Angkutan Umum dikota ia tak pernah menolak. Walau kutahu ia harus mempercepat pekerjaannya lebih dahulu agar bisa mengantarku. Aku yang egois, untuk ayahku yg juga egois tapi selalu punya celah untuk tidak egois kepadaku.

Jika dikatakan  apa yang berbeda dibulan Ramadhan kali ini, berbedanya adalah aku hanya  punya kesempatan kecil untuk membuat formasi "meja pelepas penat" kami lengkap. Karena aku yang kuliah, dan tidak ada kata libur pada Ramadhan kali ini. Kalau tahun lalu dalam penyambutan kami disajikan libur 1 minggu untuk menyapa keluarga. Tahun ini aku, bersama dengan anak - anak kost lainnya harus kehilangan moment itu. Meski puasa pertama ku bersama keluarga. Tapi dihari - hari esoknya? Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi.

Yang jelas, tidak ada satu hal pun yang harus aku sesali, bahkan sedetikpun. Aku hanya bersyukur tahun ini masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT dipertemukan dengan Ramadhan kembali dengan keluarga yang Alhamdulillah masih lengkap. Harapku, semoga ditahun berikutnya pun seperti itu.

Komentar

Postingan Populer